Gadis.org. Mengutip dari Metrotvnews Pemerhati Pendidikan dan Anak Retno Listyarti menyebut guru sangat membutuhkan kesejahteraan batin ketimbang makan siang gratis. Dia menilai program makan siang gratis yang dijanjikan pasangan calon nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, kurang realistis.
Retno memaparkan alasannya. Guru memiliki tekanan yang sangat besar dan beban kerjanya sangat tinggi. Guru rata-rata dipaksa mengajar selama 30 jam.
"Seminggu itu cukup berat, sampai mereka tuh tidak punya waktu sebenarnya untuk berkomunikasi dengan sehat juga dengan anak-anak muridnya," ujar Retno, Sabtu, 3 Februari 2024.
Selain itu, para guru juga dibebani dengan beban administrasi yang tiada henti. Akibatnya, waktu akhir pekan pun terpakai untuk menuntaskan beban administrasi tersebut. Misalnya, pelatihan secara daring.
Padahal guru juga mempunyai keluarga. Waktu untuk berkumpul bersama setiap akhir pekan tersita dengan tanggung jawabnya sebagai guru.
Tidak jarang para guru suka enggan menanggapi curahan hati dari muridnya jika sedang mengalami masalah. Terutama masalah perilaku penyimpangan. Biasanya langsung dilemparkan ke guru BK.
"Guru juga kan punya fase lelah. Jadi sekarang tuh anak-anak kalau jadi korban kekerasan, lalu misalnya mau curhat kepada wali kelasnya gitu, wali kelasnya akan menyerahkan langsung ke guru BK," kata Retno.
Sebelumnya, Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto berjanji akan menyediakan makan siang gratis untuk siswa jika terpilih menjadi presiden. Selain siswa, guru juga akan menjadi sasaran penerima makan siang gratis.
Prabowo menilai, masih ada guru yang memerlukan asupan gizi layak. Hal ini disebabkan masih banyak guru yang belum berpenghasilan layak. (Meta/MS)